twitter

Sabtu, 27 Juni 2009

Gempa oh Gempa

Gempa Jogjakarta yang meluluhlantahkan pesisir jawa bagian selatan kadang masih membuatku trauma :(.Kejadian ini terjadi padaku pada 3 tahun yang lalu.

Ya,pagi itu sehabis sholat shubuh aku memutuskan untuk tiduran lagi sambil menonton siaran ulang motoGP.Waktu itu aku bersama saudaraku,ibuku sedang di dapur yang menyiapkan sarapan bagi keluarga tercinta,sedangkan ayah baru pergi ke kebun untuk memberi makan ikan-ikan lele yang aku pelihara.Waktu itu aku tidak meraskan keanehan yang terjadi semua terasa seperti hari hari yang biasa.

Ketika gempa itu terjadi aku masih ingat betul suasana yang aku tangkap dengan mata kepalaku sendiri.Adikku satu-satunya langsung lari untuk menyusul ibuku,sedangkan aku masih berada di depan tv yang posisinya di ruang tengah pada rumah.Semuanya berguncang,sebenarnya aku ingin menyelamatkan lemari kaca yang isinya adalah aset-aset perabot bala pecah.Namun karena aku sudah ditangisi ibuku untuk lekas keluar saat itu juga tembok belakangku sudah ambruk hingga aku bisa melihat sisi luar ruangan.Setelah aku lari menuju luar semua hancur hingga tv ku jatuh ke lantai.Semua isi lemari kaca sudah hancur berantakan karena pecahan puluhan piring gelas kaca.Aku juga melihat luar rumah semua tetanggaku berlarian kesana kemari untuk menyelamatkan anak dan cucunya.Bahkan tetanggaku yang masih tidur di dalam kamar,dia tertimpa langit-langit kamar yang untungnya masih terselamatkan.

Ketika gempa berhenti suara jeritan dan tangis meraung-raung di telingaku semuanya menangis dari anak-anak dan ibu-ibu.Aku segera mencari ayahku yang masih di kebun,dengan pamit dengan ibu untuk mencari ayah.Ternyata ayahku sudah memilih posisi yang aman karena beliau saat gempa sudah berada di sawah.Kemudian aku bersama ayahku menemui ibu dan adikku yang masih menunggu di depan rumah.Rumah kami yang kokoh itu pun sudah tidak siku lagi.Ayahku juga bingung untuk memperbaikinya.Karena dalam satu dinding tembokku harus dibangun dengan dua sisi bata.Jadi akan memerlukan biaya yang tak terkira.Hal seperti itu juga banyak dialami oleh tetanggaku.

Setelah semua bisa tenang aku dan tetanggaku memutuskan untuk membangun tenda di sebelah rumah masing-masing.Awalnya aku sedih melihat situasi seperti ini.Namun setelah beberapa hari aku merasakan hal yang begitu berbeda.Kegiatan hal apapun kami lakukan secara gotong royong hingga masak-memasak secara rame-rame.Disebelah rumahku terdapat tenda besar yang berfungsi untuk menerima bantuan dari berbagai penjuru kota,bahkan ada yang sampai dari luar negeri.Untungnya bulan itu dalah bulan liburan karena aku baru saja melaksanakan Ujian Nasional.Aku sangat gembira melakukan hal-hal secara gotong royong.Namun ketika teringat rumahku yang hancur aku juga sedih.Disaat mulai membangun bantuan bantuan materialpun berdatangan ntah dari sanak sodara,kerabat ayah,bahkan ada yang mengirim bantuan tanpa memberi tahu namanya.Aku tak tahu apa yang terjadi kalo bantuan-bantuan itu tidak datang.mungkin rumahku yang saat ini aku huni tidak semegah sekarang.

Aku sungguh rindu dengan suasana kebersamaanku di kampung.Aku bangga dengan kehidupan di kampungku.Aku ingin membawa nama baik kampung ke kancah dunia.Mungkin ini hal ini sangat mustahil.Namun aku terus berusaha dengan karirku dan terus berdoa kepada ALLAH agar semua apa yang aku inginkan dapat tercapai.AMIIN
Read more: http://movichreyza.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-back-to-top-dengan-jquery.html#ixzz1yLqd8CVv